Tuesday, March 12, 2019

Gemari Madya Task 1: Menata Jiwa

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Gemari Madya adalah lanjutan dari kelas Shokyuu yang saya ikuti tahun lalu. Saat ini, komunitas dengan motto “menata diri menata negeri” ini telah berganti nama menjadi Gemarrapi.

sumber: https://www.goalcast.com


Materi di minggu pertama yang kami terima adalah “menata jiwa”. Saya cukup excited dengan materi ini, karena memang situasi saya saat ini bisa dibilang sudah cukup kurang terorganisir (menjurus kacau).. Setelah hampir 3 bulan bedrest, tidak bisa optimal mengurus suami, anak-anak dan rumah, saya malah nyaris terlena dengan ritme bermalas-malasan itu. Mungkin karena masih ada mual yang terasa di kehamilan saya yang ke-3 ini. Tapi seharusnya saya sudah bisa mengatasinya jauh lebih baik saat ini. 

Task pada materi pertama ini sebagai berikut:
1. Identifikasi diri
Saat ini saya masih ingin fokus mengasuh dua anak (5 tahun dan 3 tahun) dan InsyaAllah anak ketiga nanti. Membersamai setiap waktu mereka di rumah secara optimal. 

Mengasuh anak (parenting) membutuhkan ilmu, bahkan menuntut ilmu ini bisa dibilang sepanjang masa. Namun ilmu parenting juga sudah sangat banyak sehingga orangtua saat ini dibanjiri informasi. Bagaimana memilih yang paling tepat? Bagi saya saat ini yang paling tepat adalah yang sesuai dengan ajaran agama saya, islam, menurut Alqur’an dan hadits Nabi. 

Bagi saya, anak adalah investasi akhirat. Anak bisa membawa orangtuanya ke surga bersama-sama (cita2 jangka panjang saya dan suami), atau malah sebaliknya menjerumuskan ke akhirat (Naudzubillah). Saya ingin membekali anak-anak saya dengan pendidikan akidah, akhlak Alqur’an, InsyaAllah, Aamiin Allahumma Aamiin. 

Selain pendidikan anak, saya sebagai pribadi juga harus terus meningkatkan kualitas diri sebagai seorang muslimah. Saya merasa ilmu agama saya masih jauh dari yang seharusnya. Pengetahuan dalam hal keseharian, bermuamalah, apakah sudah sesuai dengan Alqur’an dan hadits, kadang saya masih ragu. Karena hakikat amal dalam islam adalah mengetahui ilmunya terlebih dahulu. Oleh karena itu, saya butuh untuk terus menambah ilmu. 

2. Penyebab Kekacauan Jiwa
Dengan tujuan hidup saya seperti di poin 1, di sela-sela rutinitas harian mengasuh anak, mengurus suami dan rumah, perlu membuat suatu jadwal dan prioritas. Jangan sampai kegiatan yang satu menelantarkan aktifitas lain yang mungkin lebih prioritas. 

Ponsel
Ada suatu hal sangat saya sadari menjadi distraksi dalam keseharian saya mengerjakan aktifitas, yaitu ponsel pintar saya. Lebih detailnya media sosial facebook, instagram dan whatsapp. Ketiga media tersebut sudah melampaui fungsinya yang seharusnya mempermudah hidup saya, bukan memenjarakan saya.

Facebook akhir-akhir ini sungguh berhasil menyita waktu saya karena sibuk mengomentari dan memasang status tentang pilpres. Sementara instagram memberikan pilihan fashion dan gaya hidup tiada batas. Sehingga ketika saya “merasa butuh” sesuatu untuk keluarga, saya tenggelam dalam aktifitas memilih, menyocokkan, membandingkan, dsb. Tidak pernah selesai rasanya. Kadang ketika anak saya mengajak main saya sering bilang “tunggu ya bunda lagi sibuk nyari tas sekolah kakak nih”, atau “kakak, bunda mau beli gamis yang bagus ini atau itu ya?”. Teman-teman yang bahkan setahun sekalipun tidak bertemu dapat membuat kita “mencari-cari” sesuatu, bahkan menguras kantong memenuhi nafsu kita yang ingin memiliki barang yang sama dengan mereka.

Whatsapp group yang banyak dengan update dari para setiap hari, harus pandai-pandai memilah mana yang penting untuk dibaca dan dikomentari. Terkadang ada postingan teman yang memancing, hingga sayapun ikutan berkomen. Tidak jarang komentar yang dilontarkan akan menjadi sebab balas berbalas yang tiba-tiba sudah mengambil waktu bbrp belas menit, 30 menit, atau 1 jam? 😔 

Anak belum toilet training
Gangguan berikutnya adalah bahwa anak saya yang kedua masih harus memakai popok sepanjang hari. Buang air kecil dan besar masih di popok. Hal ini harus segera diatasi. 

Kurikulum Aktifitas anak belum dibuat
Dalam membersamai anak, terutama yang kedua (kakaknya sudah sekolah). Kadang saya bingung membuat kreasi untuk aktifitas stimulasi harian anak. Saya sudah punya target bulanan, tapi untuk implementasi hariannya belum dibuat.

Buku-buku yang belum tuntas dibaca
Saya mudah sekali untuk membeli buku, namun membacanya sering tidak tuntas (buku bertema parenting dan agama). Ketika buku yang satu belum selesai, saya sudah beli buku lagi. Sehingga saya merasa hutang saya untuk membaca buku-buku tersebut makin bertambah dari waktu ke waktu.

3. Dengan demikian, clutter yang perlu saya benahi (buang) adalah:
- penggunaan media sosial yang tidak tepat, melebihi keperluan. Facebook sudah saya tutup (deaktivasi) sementara dan uninstalkarena memang saat ini belum membutuhkan. Saya akan ke spa ibu hamil jika dalam 1 bulan ini berhasil menahan diri untuk tidak lihat update baju keluaran terbaru di akun instagram langganan saya, dan tidak menambah baju baru.
- perlunya membuat jadwal harian aktifitas anak (kurikulum rumah untuk kedua anak, patokan tumbuh kembang usia 3 dan 5, ditempel). 
- segera toilet training anak kedua. Saya akan terbebas dari bau yang memusingkan ketika anak kesana kemari dgn popok penuh BAB, juga lebih hemat pengeluaran popok (reward otomatis)
- tuntaskan membaca, memahami buku-buku yang ada dulu. Hentikan dulu membeli buku baru, hingga menyelesaikan 5 buku dulu (reward).

Akhirnya nge-blog lagi dengan adanya tugas dari mengikuti kelas ini. ☺️

No comments:

Post a Comment