Sumber: Shutterstock.com |
Ketika menghadiri kelas dengan materi HMM, qadarullah saya
masih menyusui anak kedua yang berumur tepat 2 tahun 1 minggu. Bukan tepat
sebenarnya, tapi sudah lewat kalau menurut materi yang disesuaikan dengan
ajaran Alqur’an. Betapa kagetnya saya, karena selama ini yang pernah saya baca
dari artikel-artikel parenting yang memang sumbernya bukan Alqur’an, bahwa ASI
untuk usia diatas 2 tahun masih bagus dan tidak mengapa diteruskan menyusui.
Padahal Allah jelas telah mengajarkan dalam QS. Al Baqarah: 233, bahwa menyusui
sempurna adalah 2 tahun penuh. Artinya harus berhenti setelah 2 tahun. Jika
berhenti sebelum 2 tahun tidak apa-apa. Pelajaran penting, jangan mudah
mempercayai teori-teori atau metode-metode yang sumbernya bukan Alqur’an atau
sunnah Nabi.
Seorang ibu telah melalui masa kehamilan, melahirkan, dan
menyusui dengan bersusah payah. Tiga hal yang tidak akan bisa tergantikan oleh
ayah. Kelebihan ibu ini tercantum dalam Alqur’an Qs. Luqman:14, yang
menunjukkan betapa ibu lebih istimewa dibandingkan ayah. Materi ini menerangkan
bagaimana seharusnya seorang wanita bersikap dalam 3 masa tersebut.
Pada masa pra-kehamilan, kita belajar dari Istri Ibrahim
(Sarah). Kita harus selalu menjaga hati agar selalu berbahagia, serta optimis
dalam menanti buah hati. Percaya bahwa semua terjadi dengan sepengetahuan dan
kehendak Allah. Masa kehamilan adalah ujian untuk fisik dan juga hati wanita.
Belajar dari Istri Imron yang memiliki harapan mulia bagi janinnya, serta belajar
dari Maryam yang mengalami kehamilan dalam situasi yang luar biasa sedih dan banyak
tantangan. Tantangan yang begitu berat sehingga Maryam merasakan dunia menjadi
sangat sempit. Namun Alqur’an lagi-lagi melarang ibu hamil untuk bersedih,
sebagaimana ayat yang diturunkan Allah untuk Maryam melalui Jibril. Begitu juga
orang-orang di sekitarnya juga harus senantiasa memberikan dukungan. Saya sudah
melalui 2 kehamilan, dan memang ada beberapa hal yang membuat perasaan
tiba-tiba sedih, mungkin juga akibat lelah dari beban kehamilan. Saya berniat
jika nanti hamil lagi, saya akan menyenang-nyenangkan hati saya demi janin dan
demi memenuhi perintah Allah (QS. Maryam).
Pada masa jelang melahirkan sebaiknya kita terus menjaga
kesehatan, asupan makanan, menyiapkan mental dan jangan banyak berbicara. Yakin
proses melahirkan adalah semata-mata wewenang Allah. Setelah melahirkan
hendaknya bersyukur dan bertawakal dengan apa yang telah diberikan Allah,
berikan nama yang baik dan mendoakan bayi agar dilindungi dari syaithan. Ada
satu hal yang juga saya tidak terapkan kepada bayi saya waktu baru lahir, yaitu
mentahniknya, sebagai sunnah Nabi. Hal ini lagi-lagi karena saya terlalu
percaya dengan teori “ASI Eksklusif” selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.
Jangan memberikan makanan apapun selain ASI. Menyesal saya dulu tidak cukup
ilmu untuk menerapkannya kepada 2 anak saya. Menyusui anak hendaknya dilakukan
secara langsung. Allah yang maha tahu dibalik penciptaan bentuk tubuh seorang
ibu dalam memberikan manfaat menyusui dengan mendekapnya langsung.
Demikian pentingnya ilmu sebelum amal, ilmu yang
berdasarkan kepada ajaran Allah yang tercantum didalam Alqur’an dan sunnah Nabi
Muhammad SAW. Agar hidup kita senantiasa berada di jalan yang diridhai Allah,
jalan menuju syurga. Allahumma Aamiin.