Monday, July 9, 2018

Shokyuu Pretask: Harapan dalam Keajaiban Metode Berbenah

Buku Konmari, sumber: personal doc

Saya suka beres-beres dan bersih-bersih rumah sedari kecil. Hanya saja, saya tidak menggunakan metode berbenah tertentu. Yang jelas, saya paling ngga suka ngeliat ada barang yang udah lama ngga dipakai (bukan hiasan), tapi terus terlihat oleh mata. Kalau udah gitu, siap-siap banyak barang hilang deh kalau tinggal sama saya, haha.

Nah, kebetulan sekitar 2 bulan lalu, saya ikut kelas WhatsApp pengenalan konmari dan zerowaste. Sudah dengar konmari lama, tapi belum sempat baca bukunya dan mempelajarinya. Excited sekali dengan materi yang disampaikan, saya langsung browsing dan explore. Saya cari menggunakan hashtag di Instagram dan websitenya. Sangat menggairahkan filosofinya Mbak Marie Kondo ini ternyata. Konmari ini salah satu metode berbenah rumah abad ini. Metode ini tidak sekedar mengajar cara berbenah rumah. Konmari juga sekaligus memberikan kesadaran pelakunya untuk membenahi cara pandang hidupnya. Tidak heran jika mottonya adalah "the life-changing magic of tidying up".

Jika ingin belajar lebih lanjut, bisa ikut online coursenya (https://www.udemy.com/tidy-up-your-home-the-konmari-method/) atau langsung ke lokasi-lokasi yang tersedia di beberapa penjuru dunia dengan harga yang wow. Syukurlah saya lalu mengikuti update dari Konmari Indonesia, yang diasuh oleh Mbak Khoirun Nikmah dan suaminya Mas Aang. Mereka sudah memiliki ijin resmi untuk memberikan sharing Konmari di Indonesia. Mereka juga membuka kelas dasar intensif untuk belajar konmari (Shokyuu). Biayanya? Bisa dibilang ini kelas gratis, karena kita hanya diminta biaya pengembangan komunitas sebesar 100 ribu untuk 3 bulan. Masya Allah ya. Tanpa berpikir panjang saya langsung daftar. Satu lagi kelas penambah keahlian yang saya ikuti tahun ini, yeiii (happy gitu). 

So here Iam now facing the first task along with other 39 members in Shokyuu Group. Harapan dari mengikuti kelas ini yang pertama sekali tentunya dengan mempelajari metode konmari lebih dalam akan lebih membantu dalam kelancaran proses berbenah rumah dan berbenah diri. Kedua, kelas ini menggunakan google classroom sebagai sarana sharingnya. Jujur saja, ini kali pertama saya menggunakannya, dan agak penasaran seperti apa rupanya. Jadi saya berharap menambah wawasan teknologi. Alasan yang agak menggelikan ya. Ketiga, dengan belajar didalam suatu grup, saya berharap akan lebih semangat dalam proses belajar. Apalagi ibu-ibu di grup Shokyuu 10 umumnya ceria dan as excited as iam in learning this tidying method.


Harapan secara umum, metode konmari ini juga beririsan dengan tema kepedulian lingkungan. Kita diharapkan untuk lebih memperhatikan dan menghargai barang-barang yang kita miliki. Menghargai bukan berarti menyimpan terus menerus. Kita diminta untuk menyimpan tidak terlalu banyak barang. Cukup yang dibutuhkan. Jika sudah berlebih, berbagilah. Jangan berpikir lama untuk memberikan barang-barang layak untuk orang yang lebih membutuhkan. Gaya hidup seperti ini juga sesuai dengan ajaran Islam, jangan berlebih-lebihan. Kita juga akan terdorong untuk tidak berperilaku konsumtif, karena kita tidak mau memenuhi rumah dengan terlalu banyak barang. Bukankah di akhirat nanti kita akan diminta pertanggung-jawaban atas segala kepemilikan kita di dunia ini?

Akhir kata, semoga segala ilmu yang saya pelajari dapat langsung dipraktekkan di rumah dan di lingkungan saya. Semoga juga menjadi ilmu yang bisa dialirkan kembali, mulai dengan sharing tulisan ini. Aamiin.

No comments:

Post a Comment